Pada tau gak MANBA tuh apa?
Mungkin yang di daerah sekitar Bangkalan dan Madura sudah pada tau kan? Yang
belum tau, nih aku kasih tau! Madrasah Aliyah Negeri Bangkalan yang biasa di
singkat dengan MANBA merupakan satu satunya Madrasah Negeri di bawah naungan
KEMENAG (Kementrian Agama) yang ada di Kabupaten Bangkalan. Madrasah yang
mempunyai panggilan akrab ‘Manba’ ini memiliki sebuah keunggulan tersendiri di
bandingkan dengan madrasah yang lain. Salah satu di antaranya adalah merupakan Madrasah terluas yang ada di
Bangkalan. Selain hal tersebut di atas hal yang paling membedakan di bandingkan
dengan sekolah yang lain adalah Penjurusan. Madrasah Aliyah Negeri Bangkalan
terdapat empat macam penjurusan, di antaranya adalah Jurusan IPA, IPS, BAHASA
dan Jurusan AGAMA.
Selain itu
Manba memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap, yang dapat
memfasilitasi siswanya untuk memperlancar kegiatan atau segala program yang
sedang maupun yang akan di laksanakan. Berbagai kegiatan yang tak lain hanya
untuk kepentingan kemajuan sekolah. Seperti Laboratorium IPA, Laboratorium
BAHASA, Laboratorium IPS, serta Laboratorium computer, yang di dalamnya telah
tersedia berbagai fasilitas sesuai dengan komponen masing-masing.
Madrasah
Aliyah Negeri Bangkalan memilki mata pelajaran yang tentunya berbeda dengan
SLTA yang lain, dan itu merupakan salah satu komponen murni yang di harapkan
kepada siswa maupun siswi nya agar nantinya dapat di terapkan pada kehidupan
sehari-hari, di kala terjun langsung di masyarakat. Di harapkan Akhlaqul karimah dan budi pekerti yang luhur
menjadi landasan pribadi masyarakat Manba.
Adanya
kegiatan Ekstrakulikuler adalah suatu wujud nyata yang di terapkan melalui
program kerja. Lebih dari 10
ekstrakulikuler yang ada, dua angka tersebut sudah cukup memberikan
pemahaman lebih mengenai banyaknya ekstra yang ada. Tujuan dari di terapkannya
bebagai ekstra ini adalah untuk mengembangkan bakat para insan Manba, yang
tertanam dalam diri mereka masing-masing.
Dari
berbagai hal di atas, hal terpenting yang harus di fahami adalah mengenai
fasilitator yang ada di Manba. Karena Guru bertindak sebagai fasilitator
yang hanya menghandle para siswanya
untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada diri masing-masing. Dalam arti
bukan guru yang harus menuntun siswanya untuk melakukan suatu objek yang
monoton, melainkan siswa yang harus bisa mengembangkan dirinya hinnga dapat
menemukan jati diri mereka. Sama hal nya dengan para guru yang tercipta untuk
Manba, tak dapat di pungkiri lagi bahwa beliau merupakan para pahlawan tanpa
tanda jasa yang minimalnya telah mengenyam pendidikan hinnga bergelar strata
satu hingga tak jarang yang bergelar Doktor.
0 komentar:
Posting Komentar